![]() |
Ilustrasi © destinationoakland.com |
Latar Belakang :
Kegiatan
berkebun adalah kegiatan yang sangat konstruktif, terutama untuk anak muda di
daerah-daerah perkotaan yang saat ini sikapnya semakin kurang memiliki kasih
terhadap sesama. Kebun komunitas diharapkan dapat melatih diri berkebun dan
dapat menumbuhkan jiwa kasih yang akan menjaga alam maupun sesama, selain itu
dapat juga menjadi pelepasan stres bagi para pekerja di perkotaan (sebab sudah
terbukti menanam tanaman dapat mengurangi stres).
Permasalahan:
Tanah
atau lahan menjadi sesuatu yang sangat sulit diperkotaan maupun perdesaan,
terutama untuk menjadi tempat yang dapat dipakai umum. Hal ini yang selalu
membuat kambing hitam hilangnya kegiatan berkebun.
Solusi :
Kembangkanlah
bangunan-bangunan yang dapat menjadi kebun komunitas perkotaan maupun
perdesaan. Konsep kebun ini dapat dilakukan dengan sewa / bagi hasil dimana
kebun ini dijaga oleh beberapa orang yang sudah terlatih untuk perkebunan atau
menanam pepohonan. Tanaman yang ditanam harus tanaman produktif yang dapat
dikonsumsi.
Dari
segi pendanaan sendiri kebun komunitas dapat di subsidi oleh pemerintah daerah
ataupun menghasilkan pendanaan pribadi mereka dengan menjual bagian bagi hasil
peserta yang ikut dalam kebun komunitas, penjualan ini dapat memakai bazzar
maupun bekerja sama dengan supermarket, restaurant, maupun pasar-pasar lokal.
Kebun
komunitas ini dapat juga dipadukan dengan peternakan lebah dimana lebah dapat
membantu penyerbukan dari tanaman-tanaman yang sedang ditumbuhkan.
Konsep bangunan kebun komunitas:
Kebun
komunitas dapat berupa gedung bertingkat dengan setiap lantainya dialiri cahaya
yang didapat melalui "Sun Tunnel" maupun memakai lampu led yang memang untuk bercocok tanam serta dapat pula dibantu dengan penggunaan
sisi-sisi kaca ataupun sisi bangunan yang kosong (untuk membantu ventilasi dan
juga binatang-binatang seperti kupu-kupu maupun lebah yang dapat membantu
penyerbukan, dimana untuk lebah sendiri akan memberi nilai tambah produksi madu).
Untuk
pupuknya dapat bekerja sama dengan rusun-rusun di perkotaan maupun peternakan
di perdesaan, dengan cara pengolahan limbah organik menjadi bio gas maka pupuk
organik yang dikenal dengan slurty akan dihasilkan secara gratis, untuk konsep
ini diperlukan konsep terpadu yang dijalankan pemerintah daerah setempat.
Untuk
air atau pengairan disarankan untuk memakai tampungan air hujan yang dapat
dipadukan dengan air pam bilamana untuk mengatasi musim kering.Lebih baik bila memakai air-air daur ulang.
Untuk
media tanamnya dapat dilakukan pembuatan petak-petak bak tanah (contoh
1mx2mx1m) ataupun dapat mengunakan media hydroponic dengan ukuran yang hampir
sama, dengan petak-petak ini setiap lantai diharapkan dapat menampung beberapa
komunitas.
Untuk
daerah perkotaan diharapkan waktu buka taman komunitas ini dapat disesuaikan
dengan waktu kerja kebanyakan orang perkotaan (bahkan kalau perlu 24 jam),
sebab taman komunitas ini selain dapat menjadi ajang kegiatan sosial dapat juga
menjadi kegiatan yang melepaskan stress dari daerah perkotaan.
Sasaran Kebun Komunitas:
1. Masyarakat pekerja kota: hal ini untuk mengurangi tingkat
stress para pegawai kota dan dapat juga sebagai sarana rekreasi.
2. Anak usia sekolah : Dewasa ini banyak anak usia sekolah
yang terjerumus kedalam kegiatan destruktif dikarenakan mereka tidak mempunyai
kegiatan yang melatih rasa kasih dan rasa untuk menjaga sesuatu. Selain untuk
mengembangkan kegiatan positif kebun komunitas juga dapat menjadi bekal
keahlian alternatif untuk usia-usia produktif karena di setiap kebun komunitas
mereka dapat mencoba menghasilkan sesuatu dan dapat belajar kepada pengawas
kebun (yang harus memiliki keahlian berkebun).
3. Penjahat yang dihukum : Kegiatan konstruktif semacam
bercocok tanam selalu memiliki efek positif dalam kejiwaan para penjahat yang
tertangkap dan di hukum. Apabila kejahatannya dalam lingkup tipiring dapat
menggunakan kebun komunitas umum dengan pengawasan yang mana jumlah bagi
hasilnya berbeda dengan lingkup masyarakat normal (mendapat lebih sedikit hasil),
selain untuk melatih jiwa mereka juga dapat melatih keahlian utnuk bercocok
tanam. Untuk tindak pidana berat kebun komunitas dapat dilakukan dalam kegiatan
lembaga permasyarakatan dengan tujuan yang sama.
4. Para manula (bukan usia kerja)maupun ibu rumah tangga:
Selain sarana melatih kegiatan positif bilamana kebun komunitas dapat bekerja
sama dengan pihak ke 3 untuk menjual hasilnya maka tidak tertutup kemungkinan
kelompok masyarakat yang tidak mempunyai kegiatan formal dapat melakukan
kegiatan informal dengan bercocok tanam.
Tanaman Kebun Komunitas:
Jenis
tanaman yang ditanam di kebun komunitas dapat memakai bibit yang disediakan
(bibit yang disediakan merupakan pesanan dari pihak ke 3 maupun tanaman yang
memang memiliki daya jual yang tinggi) maupun dapat dibawa sendiri oleh para
komunitas. Tanaman yang ditanam tentunya merupakan tanaman yang cepat
mengahasilkan dan tidak tumbuh besar agar menghemat tempat dan waktu pemakaian.
Sistem bagi hasil:
Setiap
tanaman dapat memakai sistem point sehingga hasil yang didapat dapat ditukarkan
dengan point yang mungkin bisa ditukarkan menjadi uang (bila memungkinkan
terjual ke pihak ke 3) maupun dapat ditukarkan hasil kebun lainnya. Setiap
tanaman memiliki point batas atas dan bawah, batas atas dan bawah ini tergantung
kwalitas hasil kebun tersebut.
No comments:
Post a Comment