Saturday, July 19, 2014

Pembentukan Kebun Komunitas



Ilustrasi © destinationoakland.com


Latar Belakang :  

             
                Kegiatan berkebun adalah kegiatan yang sangat konstruktif, terutama untuk anak muda di daerah-daerah perkotaan yang saat ini sikapnya semakin kurang memiliki kasih terhadap sesama. Kebun komunitas diharapkan dapat melatih diri berkebun dan dapat menumbuhkan jiwa kasih yang akan menjaga alam maupun sesama, selain itu dapat juga menjadi pelepasan stres bagi para pekerja di perkotaan (sebab sudah terbukti menanam tanaman dapat mengurangi stres).

Permasalahan: 


                Tanah atau lahan menjadi sesuatu yang sangat sulit diperkotaan maupun perdesaan, terutama untuk menjadi tempat yang dapat dipakai umum. Hal ini yang selalu membuat kambing hitam hilangnya kegiatan berkebun.

Solusi :  


                Kembangkanlah bangunan-bangunan yang dapat menjadi kebun komunitas perkotaan maupun perdesaan. Konsep kebun ini dapat dilakukan dengan sewa / bagi hasil dimana kebun ini dijaga oleh beberapa orang yang sudah terlatih untuk perkebunan atau menanam pepohonan. Tanaman yang ditanam harus tanaman produktif yang dapat dikonsumsi.
                Dari segi pendanaan sendiri kebun komunitas dapat di subsidi oleh pemerintah daerah ataupun menghasilkan pendanaan pribadi mereka dengan menjual bagian bagi hasil peserta yang ikut dalam kebun komunitas, penjualan ini dapat memakai bazzar maupun bekerja sama dengan supermarket, restaurant, maupun pasar-pasar lokal.
                Kebun komunitas ini dapat juga dipadukan dengan peternakan lebah dimana lebah dapat membantu penyerbukan dari tanaman-tanaman yang sedang ditumbuhkan.
Konsep bangunan kebun komunitas:
                Kebun komunitas dapat berupa gedung bertingkat dengan setiap lantainya dialiri cahaya yang didapat melalui "Sun Tunnel" maupun memakai lampu led yang memang untuk bercocok tanam serta dapat pula dibantu dengan penggunaan sisi-sisi kaca ataupun sisi bangunan yang kosong (untuk membantu ventilasi dan juga binatang-binatang seperti kupu-kupu maupun lebah yang dapat membantu penyerbukan, dimana untuk lebah sendiri akan memberi nilai tambah produksi madu).
                Untuk pupuknya dapat bekerja sama dengan rusun-rusun di perkotaan maupun peternakan di perdesaan, dengan cara pengolahan limbah organik menjadi bio gas maka pupuk organik yang dikenal dengan slurty akan dihasilkan secara gratis, untuk konsep ini diperlukan konsep terpadu yang dijalankan pemerintah daerah setempat.
                Untuk air atau pengairan disarankan untuk memakai tampungan air hujan yang dapat dipadukan dengan air pam bilamana untuk mengatasi musim kering.Lebih baik bila memakai air-air daur ulang.
                Untuk media tanamnya dapat dilakukan pembuatan petak-petak bak tanah (contoh 1mx2mx1m) ataupun dapat mengunakan media hydroponic dengan ukuran yang hampir sama, dengan petak-petak ini setiap lantai diharapkan dapat menampung beberapa komunitas.
                Untuk daerah perkotaan diharapkan waktu buka taman komunitas ini dapat disesuaikan dengan waktu kerja kebanyakan orang perkotaan (bahkan kalau perlu 24 jam), sebab taman komunitas ini selain dapat menjadi ajang kegiatan sosial dapat juga menjadi kegiatan yang melepaskan stress dari daerah perkotaan.

Sasaran Kebun Komunitas:



1. Masyarakat pekerja kota: hal ini untuk mengurangi tingkat stress para pegawai kota dan dapat juga sebagai sarana rekreasi.

2. Anak usia sekolah : Dewasa ini banyak anak usia sekolah yang terjerumus kedalam kegiatan destruktif dikarenakan mereka tidak mempunyai kegiatan yang melatih rasa kasih dan rasa untuk menjaga sesuatu. Selain untuk mengembangkan kegiatan positif kebun komunitas juga dapat menjadi bekal keahlian alternatif untuk usia-usia produktif karena di setiap kebun komunitas mereka dapat mencoba menghasilkan sesuatu dan dapat belajar kepada pengawas kebun (yang harus memiliki keahlian berkebun).

3. Penjahat yang dihukum : Kegiatan konstruktif semacam bercocok tanam selalu memiliki efek positif dalam kejiwaan para penjahat yang tertangkap dan di hukum. Apabila kejahatannya dalam lingkup tipiring dapat menggunakan kebun komunitas umum dengan pengawasan yang mana jumlah bagi hasilnya berbeda dengan lingkup masyarakat normal (mendapat lebih sedikit hasil), selain untuk melatih jiwa mereka juga dapat melatih keahlian utnuk bercocok tanam. Untuk tindak pidana berat kebun komunitas dapat dilakukan dalam kegiatan lembaga permasyarakatan dengan tujuan yang sama.

4. Para manula (bukan usia kerja)maupun ibu rumah tangga: Selain sarana melatih kegiatan positif bilamana kebun komunitas dapat bekerja sama dengan pihak ke 3 untuk menjual hasilnya maka tidak tertutup kemungkinan kelompok masyarakat yang tidak mempunyai kegiatan formal dapat melakukan kegiatan informal dengan bercocok tanam.

Tanaman Kebun Komunitas:


                Jenis tanaman yang ditanam di kebun komunitas dapat memakai bibit yang disediakan (bibit yang disediakan merupakan pesanan dari pihak ke 3 maupun tanaman yang memang memiliki daya jual yang tinggi) maupun dapat dibawa sendiri oleh para komunitas. Tanaman yang ditanam tentunya merupakan tanaman yang cepat mengahasilkan dan tidak tumbuh besar agar menghemat tempat dan waktu pemakaian.
Sistem bagi hasil:
                Setiap tanaman dapat memakai sistem point sehingga hasil yang didapat dapat ditukarkan dengan point yang mungkin bisa ditukarkan menjadi uang (bila memungkinkan terjual ke pihak ke 3) maupun dapat ditukarkan hasil kebun lainnya. Setiap tanaman memiliki point batas atas dan bawah, batas atas dan bawah ini tergantung kwalitas hasil kebun tersebut.

No comments:

Post a Comment